Sunday, February 23, 2020

[Query] Apakah Perasaan Tuhan Dipengaruhi Talenta Kita?

Dalam hiruk-pikuk tak berujung, tiba-tiba pikiranku membawaku pada sepi dan bertanya,

Pertama : Apakah Tuhan lebih disenangkan jika dikasihi oleh umatnya yang talentanya banyak dibanding yang talentanya sedikit?

Awal dari pemikiran ini adalah :
- Aku manusia biasa yang talentanya sedikit
- Aku mengasihi Tuhan (sedang berjuang) ✌️

Dikasihi dan mengasihi itu menyenangkan! Sebagai manusia, kadang aku merasa lebih bangga ketika dikasihi oleh orang yang sukses, bertalenta atau bisa dibilang orang yang "waw". Begitu juga ketika orang yang aku kasihi memiliki sesuatu yang membanggakan.

Lalu bagaimana dengan Tuhan?

Well, Tuhan mau dikasihi dengan segenap hati, jiwa dan pikiran kita.

Matius 22:37 (TB) "Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu."

Nah, jika ada dua orang yang sama-sama mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan pikirannya, sementara yang satu orang biasa dan yang satu lainnya sangat "waw". Apa yang Tuhan rasakan kira-kira? Hmm 🤔

Jika Tuhan 100% manusia maka ada kemungkinan Tuhan lebih bangga dengan umatnya yang bertalenta. Makanya ada perumpamaan tentang talenta kan? (Matius 25 : 14 - 25) Jadi, kita yang merasa biasa ini seharusnya terus berusaha mengembangkan talenta kita. Kenapa? Karena jika kita mengasihi Tuhan pasti kita mau bikin Tuhan bangga dong?

Kedua : Apakah Tuhan sengaja menciptakan manusia biasa? Dalam arti talentanya sedikit.

Jika iya, lalu tidak ada alasan Tuhan untuk lebih atau cukup disenangkan oleh umatnya. PerasaanNya harusnya sama. Senang, bangga, atau apapun itu, antara yang talentanya banyak dan yang talentanya sedikit. Karena jikalau Tuhan yang menciptakan, ciptaanNya bisa apa? Semua tergantung Tuhan kan? Manusia diciptakan unik, tidak ada yang sama.

Heu, sungguh benar bahwa pikiran Tuhan tidak terselami.

Mazmur 139:6 (TB) "Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya."

Mazmur 139:17 (TB) "Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!"

Satu hal yang pasti bahwa Tuhan melihat hati kita (1 Sam 16:7). Dan Tuhan sangat mengasihi kita (Yoh 3:16). Ketika kita mulai membandingkan diri kita dengan orang lain sesungguhnya disaat itu juga kita mulai ragu dengan kasih Tuhan atas hidup kita.

Mari sama-sama belajar mengenal dan mengerti hatiNya Tuhan. Semangat!

Saturday, February 15, 2020

Jika "Valentine = Kasih Sayang"

Apa yang kamu pikirkan saat mendengar atau membaca kata 'valentine'? Umm.. Hadiah mungkin? Coklat? Bunga? Pacar? Atau bahkan mantan? Haha.. Oh orang-orang yang kamu kasihi? Sahabat? Keluarga?

Aku seketika mengingat Tuhan. Waw rohani sekali! 🤭 Tidak sama sekali. Hanya karena Tuhan membuat aku mengenal dan mengecap kasih yang sebenarnya. 😭

Sebelum aku mengerti, aku sering mengucapkan kata kasih, "Aku mengasihimu!" tanpa tahu sebenarnya kasih itu apa.

Okay! Kasih bukan sekedar ucapan atau perasaan. Lebih dari itu kasih adalah perbuatan. Kasih adalah pengorbanan. Kasih adalah memberi. Memberi hidup bagi orang lain, memberi kebebasan kepada yang terikat, memberi pemulihan bagi yang terluka, penghiburan bagi yang berduka, keselamatan bagi yang binasa.

Kasih itu Tuhan sendiri.

1 Yohanes 4:8 (TB)  "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih."

Kasih menjadikan kita lebih baik.

Dalam 1 Korintus 13:4-7 (TB)  dikatakan bahwa "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."

Kasih menjadikan kita lebih dari pemenang.

Roma 8:37 (TB) mengatakan "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Dalam 'semuanya itu' dijelaskan pada ayat sebelumnya, yaitu dalam penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang bahkan dalam bahaya maut. Kita lebih dari pemenang karena Tuhan Yesus Kristus mengasihi kita. Dan tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Waw!

Kasih itu memampukan kita. Untuk apa? Untuk mengasihi orang lain.

Dalam 1 Yohanes 4:19 (TB)  dikatakan bahwa "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."

Kita mampu mengasihi orang lain karena kita terlebih dahulu dikasihi oleh Allah, yaitu kasih itu sendiri. Kita mampu karena kita telah mengalami, merasakan, dan mengerti apa itu kasih.

Kasih itu sempurna.

Kenapa kasih itu sempurna? Karena kita dikasihi ketika kita masih berdosa. Kita dikasihi bukan karena kebaikan kita atau usaha kita. Kasih menerima kita sebagaimana kita ada dan kasih menyempurnakan kita.

Dalam Roma 5:5-8 (TB)  dikatakan "Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar — tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."

Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa jika kita orang yang baik mungkin ada yang mau mati untuk kita. Apakah kita cukup baik? Hehe.. Tetapi Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa.

Ketika kita mengalami kasih Tuhan, kita pasti diubahkan. Seperti Petrus yang pengecut menjadi seorang yang gagah berani karena Petrus telah mengalami kasih Tuhan.

Jika valentine berbicara tentang kasih biarlah kita boleh mengasihi orang lain sebagaimana kasih itu ada.

Selamat hari kasih sayang! 💕

Friday, February 14, 2020

Teruntuk : "Anak Baik"

Untuk seseorang yang ada dihatiku,

Aku mengasihimu

Aku mendoakanmu. Setiap hari. Bukan hanya karena inginku tapi Tuhan. Ya, itu yang aku percaya!

Aku belajar mengasihimu dengan kasih yang dari pada Tuhan bukan dari diriku sendiri. Karena aku tidak akan mampu. Aku tidak akan mampu tanpa Tuhan.

Aku berjuang untuk melawan diriku sendiri. Kekhawatiranku, egoku, (kadang) rendah diriku, perasaan menghakimi diri sendiri, bodohku, malasku, ketidakpercayaanku, capekku dan banyak lagi ke-aku-anku yang lain. Aku berjuang membunuh semua itu.

Aku berjuang untuk menjadi diriku yang lebih baik, bukan untukmu, seharusnya untuk kemuliaan Tuhan. Tapi mengingatmu membuat aku bersemangat.

Aku berjuang untuk bertahan dengan iman yang kuat sama seperti ketika pertama kali aku mendoakanmu. Sering kali aku ingin menyerah tapi aku lebih tidak mampu.

"..., tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin" (Matius 19 : 26b)

"Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada Tuhan, sebab Ia yang memelihara kamu" (1 Petrus 5 : 7)

"Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (Mazmur Daud)

Aku percaya bahwa Tuhan menjagamu setiap hari, memimpin setiap langkahmu, memberimu kekuatan untuk mewujudkan cita - citamu, dan menjadikanmu berkat bagi banyak orang.

Aku percaya bahwa perkenanan Tuhan ada atasmu dan apapun yang kamu lalukan dibuat Tuhan berhasil. Kamu akan memimpin banyak kepala dan menjadi teladan tiga generasi.

Aku percaya karena itu yang aku doakan setiap hari dan aku tau persis kepada siapa aku meminta. Semoga kerinduanku tentang kamu boleh diperhitungkan Tuhan sebagai kebenaran.

Terjadilah kehendak Tuhan bukan kehendakku, bukan kehendak kita. 😊Sampai bertemu dalam kairos Tuhan.

Aku mengasihimu, anak baik!

Sunday, February 2, 2020

Bagaimana Jika

Cinta kuat seperti maut.

Bagaimana jika dia memenuhi kepalamu dan berputar seperti kaset lagu cinta? Kau menyukai setiap liriknya dan ingin kau putar berkali - kali.

Bagaimana jika namanya terukir dihatimu dan tak mampu kau hapus?

Bagaimana jika senyumnya adalah hal yang paling kau suka saat ini?

Bagaimana jika kau telah jatuh cinta kepadanya?

Lalu,

Bagaimana jika kau hanya pengisi waktu luang? Membalas pesanmu ketika bosan atau tak ada kerjaan.

Bagaimana jika memikirkanmu pun tak pernah terlintas di kepalanya?

Bagaimana jika kau berada di list terakhir dari daftar prioritasnya? Bahkan tak pernah ada di listnya.

Bagaimana jika pengharapanmu kandas, terkikis oleh waktu dan semua seakan sia - sia? Ya terlalu menyakitkan.

Bagaimana jika dia belum beranjak dari cinta masa lalunya? Dan kau terjebak dalam penjara yang kau buat sendiri.

Sayang, sudahlah.

Ingat! "Begging to be loved is suicide"

Waiting

Hai Februari!

Taukah kamu bahwa menunggu itu melelahkan?
Semoga penantian ini membuktikan bahwa kesetiaanku tahan uji.

Rinduku seperti tak terbendung lagi.
Dimanakah kekasih jiwaku?
Kapankah Dia akan menjemputku dengan kereta kencana?

Setiap mendengar sangkakala jantungku berdebar kencang, mataku mencari - cari, hatiku bertanya - tanya, "Inikah saatnya? Dimana Dia?". Hmm..

"Tuan, ini aku. Sampai kapan pun aku akan menantiMu", air mataku berbisik.