Matamu yang sedalam mungkin masuk menelanjangi isi hatiku selalu ada di kedua mataku, tak lepas lepas.
Senyummu yang semanis madu lengket pada lidahku dan membuat mataku buta pada rasa yang lain selain terpesona
Kakimu yang tungkai melangkah ke dalam jiwaku membuat jantungku menari dan menyalurkan api ke seluruh tubuhku. Asmara.
Jari jarimu yang begitu indah menciptakan nada nada lewat gitarmu, menghiasi jarak antara panggung dan aku. Kagum. Bahkan hening tak mampu lagi untuk diam. Kami ingin bersorak, "Keren! "
Aku takut jatuh cinta. Tapi aku seperti berada di lubang yang dalam. Aku sudah jatuh ternyata.
Hari hari yang mempertemukan kita menjadi kenangan di cerita hidupku. Dan aku menunggu sejuta hari yang lain dengan cerita cerita indahnya.
Aku takut jatuh cinta, lalu mengapa menunggu? Entahlah. Aku membangunkan jiwaku tapi hatiku melarangnya. Perang!
Kapan kita bercerita? Jarak sudah letih memisahkan, katanya. Sini duduk disampingku, jika tak mampu bercerita, dengar saja. Atau lihat mataku saja, dia yang akan menjelaskan.
Ayolah, sudah sudah!
Aku takut jatuh cinta tapi ada yang tak mampu ku singkirkan dari ingatan : kamu.
No comments:
Post a Comment