Tuesday, April 18, 2017

Sayang Untuk Bapak

Berawal dari satu pertanyaan :

"Kok kamu sayang banget sih sama Bapak?"

Ya! Dibanding dengan bapak bapak yang lain, bapakku emang belum ada apa apanya. Bahkan minus. Tapi sebenarnya kalau di gali dari sejarah sejarah masa lalu dan ditelusuri sampai ke dasar hati, mungkin nilainya lebih dari bapak bapak yang lain. Yang jelas, I know him so well and please don't judge others. Itu bukan bagian siapapun termasuk aku dan kamu.

Well, (kalau dilihat dari luar) banyak sekali alasan untuk aku boleh membenci bapak. Tapi hatiku menyimpan banyak sekali alasan untuk aku boleh bahkan harus sayang sama bapak dan hatiku selalu menyodorkan alasan alasan itu. Hatiku bukan hanya berbicara namun berteriak, seperti demo pilkada.

Aku sayang sama bapak bukan hanya karena dia orang tuaku tapi karena mengasihi itu bagianku.  (Mungkin) ini salah satu salib. Bukankah kita harus pikul salib? 

Dirumah hanya bapak yang punya kebiasaan merokok. Sudah beribu bahkan berjuta-juta kali aku meminta bapak untuk berhenti namun belum dituruti. Aku tau betapa bapak ingin mengabulkan permintaanku tapi dia berat menahan dagingnya yang sudah kecanduan itu. Adik perempuanku bahkan tidak suka berlama-lama dirumah karena tidak mau menjadi perokok pasif dan dia berkali kali mengeluh, bahkan ingin meninggalkan rumah demi bebas dari asap rokok bapak.

Jika aku bisa, aku mau mengorbankan paru-paruku demi bapak. Memang tidak mudah, tapi jika dengan begitu bapak merasa dikasihi, kenapa tidak? Sudah terlalu banyak yang membenci dia. Menurutku rokok adalah salah satu pelarian saat dia merasa sendiri. Kalau hanya dengan menghisap asap rokoknya tapi aku bisa terus dekat bapak dan membuat bapak merasa dikasihi, menurutku ini harga yang masih bisa dijangkau. 

Aku bahkan mau membayar harga yang lebih mahal jika itu mampu memulihkan hati bapak yang terluka dan mengembalikan setiap sukacitanya yang sudah hilang. Tuhan mampu melakukannya, pasti. Tapi jika bapak mau memintanya dan mau dipulihkan. Masalahnya, malah sebaliknya. Ya ku harap kamu mengerti bagaimana menghadapi orang tua yang selalu merasa benar. Bapak bahkan tidak menyadari kalau dia terluka. Dan "Orang yang terluka cenderung melukai" 

Jangan tanya berapa banyak luka dan kecewa yang aku alami lewat bapak. Tapi aku percaya itu semua mendatangkan kebaikan, asalkan responku benar dan aku tetap mengasihi Tuhan. Ini yang sebisa mungkin terus ku lakukan. Aku tidak tau bagaimana cara mengasihi selain memaafkan dan berdoa. Dan aku mengasihi bapak. Walau seribu luka timbul, semua akan segera sembuh ketika aku membalasnya dengan kasih.

Aku bahkan berpikir bahwa aku adalah pejuang buat keluargaku. Membuat aku semangat untuk membela mereka demi kemerdekaan kami yang sejati.

By the way, aku seolah olah menceritakan keburukan bapak bukan karena aku ingin menyudutkan beliau tapi semata hanya untuk menjawab pertanyaan tadi bahwa mengasihi itu pilihan. Kadang tidak mudah tapi dengan mengasihi aku mengerti apa itu hidup. 

Jika dengan bapak yang memiliki banyak kekurangan seperti bapakku, yang banyak sekali alasan untuk malu karenanya, kamu bertanya kenapa aku sangat mengasihinya. Izinkan aku bertanya, kenapa aku harus membencinya?

Walau dengan segala kekurangan itu bapak tetaplah bapak. Dia mengasihiku walau tanpa sengaja dia melukai. Tapi aku tau, itu tanpa sengaja dilakukannya. Karena bapak memang masih terluka, mungkin luka masa lalu dan tanpa sadar dia melukai orang lain. Aku ada untuk memulihkan luka luka itu, walau tidak mudah setidaknya aku tidak menambah luka luka yang lain.

Dihatiku masih banyak sekali sayang yang tersimpan untuk bapak. Mungkin tak akan habis habis, karena aku merasa jumlahnya terus bertambah. Hatiku penuh. 




Monday, April 17, 2017

Selamat Ulang Tahun, Bapak!

Bapak adalah salah satu yang tidak pernah aku pilih dalam hidupku. Bapak adalah pemberian, bukan pilihan bukan pula kebetulan. Bapak adalah sesuatu yang di rancang Tuhan sedemikian baiknya buat hidupku, begitupun aku buat hidup Bapak. 

Bapakku tidak sesempurna bapak yang dikatakan orang "hebat" itu. Bapak memiliki banyak sekali kesalahan, bagiku dia lemah dan buruk.  

Bapak adalah orang yang paling susah diajak ke gereja di rumah. Dia lebih memilih menghabiskan waktunya ditempat lain, sendiri, daripada pergi ke gereja bersama kami semua. Tapi, bapak adalah orang yang paling mendukung aku untuk mencari Tuhan. 

Jangan tanya berapa kali dia berdoa dirumah, aku bahkan tidak pernah melihatnya berdoa. Mungkin untuk melatih kami memimpin doa, jadi kalau di rumah dia tidak pernah mau memimpin doa.

Bapak bukan orang yang gila bekerja. Padahal dia juga bukan orang yang kaya. Tapi dia mencukupi setiap kebutuhanku, dengan uang yg halal pastinya. Banyak orang yang menganggap dia remeh, apalagi dengan latar belakang pendidikan yang hanya lulusan STM itu.

Sekarang dia hanya seorang petani tapi dulu dia orang kantoran. Orang kantoran yang bisa di bilang "sukses". Di usianya yang masih muda dulu, dia banyak meraih penghargaan, cukup bertalenta dan menginspirasi (Iyalah, mana mungkin bisa ada anak sepintar aku). Tapi itu dulu. 

Aku terlalu sering kecewa karena bapak. Dia membuat banyak masalah dihidupku. Aku bahkan berani bilang bapak adalah beban. Beban yang harus ku tanggung.

Bapak adalah salah satu orang yang mengajar aku bagaimana cara mengasihi walau disakiti. Dia yang mengajar aku bagaimana rasanya berkorban. Dia mengajar aku bagaimana caranya berjuang. Dia mengajar aku mengerti apa itu destiny. Lewat apa? Lewat sakit dan kecewa. Ya begitulah hidup. 

Jika seandainya boleh memilih. Aku akan tetap memilih bapak untuk menjadi bapakku. Karena aku tau bahwa dia adalah bapak yang terbaik yang dirancang Tuhan untukku.


Hari ini, 17 April 2017. "Selamat ulang tahun, Bapak." Dua puluh delapan tahun aku mengenalmu dan aku akan tetap memilih untuk sayang. Aku bersyukur memilikimu, Pak. 

Thursday, April 13, 2017

Takut Jatuh (Cinta)

Matamu yang sedalam mungkin masuk menelanjangi isi hatiku selalu ada di kedua mataku, tak lepas lepas.

Senyummu yang semanis madu lengket pada lidahku dan membuat mataku buta pada rasa yang lain selain terpesona

Kakimu yang tungkai melangkah ke dalam jiwaku membuat jantungku menari dan menyalurkan api ke seluruh tubuhku. Asmara. 

Jari jarimu yang begitu indah menciptakan nada nada lewat gitarmu, menghiasi jarak antara panggung dan aku. Kagum. Bahkan hening tak mampu lagi untuk diam. Kami ingin bersorak, "Keren! "



Aku takut jatuh cinta. Tapi aku seperti berada di lubang yang dalam. Aku sudah jatuh ternyata.  

Hari hari yang mempertemukan kita menjadi kenangan di cerita hidupku. Dan aku menunggu sejuta hari yang lain dengan cerita cerita indahnya. 

Aku takut jatuh cinta, lalu mengapa menunggu? Entahlah. Aku membangunkan jiwaku tapi hatiku melarangnya. Perang!

Kapan kita bercerita? Jarak sudah letih memisahkan, katanya. Sini duduk disampingku, jika tak mampu bercerita, dengar saja. Atau lihat mataku saja, dia yang akan menjelaskan. 

Ayolah, sudah sudah! 

Aku takut jatuh cinta tapi ada yang tak mampu ku singkirkan dari ingatan : kamu.


Monday, April 10, 2017

Hai, siapa Tuhan bagi kamu?

   Beberapa waktu lalu dalam komselku 'Amore', kami membahas tentang satu pertanyaan. Simple tapi tajam. Kali ini aku ingin menulis tentang ini. Aku disini bukan pikiranku tapi hatiku.

"Apa pandangan kalian tentang Tuhan secara pribadi?"

Bahkan sampai saat ini aku belum menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan siapa Tuhan buat hidupku selain "Tuhan".

Katanya Tuhan itu adil. Apakah kamu setuju? Adil dalam versi siapa? Atau coba jelaskan adil itu apa. Menurutku, Tuhan punya ukurannya sendiri untuk 'adil' dan itu yang belum aku mengerti.
Katanya Tuhan itu baik. Bagaimana menurutmu? Lalu, baik itu apa? Untuk 'baik'pun, menurutku Tuhan punya ukurannya sendiri. Bagiku Tuhan bukanlah Tuhan yang memenuhi setiap keinginanku, walaupun itu baik dimataku dan dimata hampir semua orang. Bahkan ketika aku sudah sujud beribu ribu kali, tapi banyak keinginanku yang tidak Tuhan penuhi.
Padahal aku tau dan aku yakin kamupun setuju, Tuhan bahkan mampu melakukan segala hal. Iya kan?

"Apa pandanganku tentang Tuhan secara pribadi?"

Jika sungguh benar harus menjawab pertanyaan ini, aku tidak memiliki cukup kata untuk menjelaskannya. Tapi aku punya banyak air mata yang menyimpan jawaban. Aku punya nafas yang sebenarnya ingin turut menjelaskan. Aku punya jantung yang setiap detaknya menceritakan siapa Tuhan. Terlalu banyak yang aku punya yang dapat menjelaskan siapa Tuhan buat hidupku. Terlalu banyak!

Tuhan itu manis, yang termanis. CintaNya tak terbatas, tak habis habis. Tuhan itu setia, Dia menerima aku apa adanya, sungguh. Tuhan itu selalu punya cara untuk membuat aku mengerti bahwa Dia tidak mampu kehilangan aku.

Tuhan itu romantis. Dia kangenan. Setiap hari menungguku untuk bercerita dan saling mengungkapkan rindu. Tuhan pasti sibuk. Tapi Dia selalu punya waktu untukku. Bahkan aku yang sering membuat Tuhan menunggu terlalu lama hanya untuk kepentinganku yang ga penting.

Tuhan itu keren. Dia bahkan rela mengorbankan hidupnya buat aku, kamu, kita, manusia yang berdosa. Tuhan menjagaku setiap waktu. Dia memisahkan aku daripada yang jahat. Dia tidak pernah rela jika aku jauh. Selalu mau dekat.

Tuhan itu... Dia adalah apa yang aku cari selama ini, selama aku hidup. Dia adalah segalanya. Tuhan adalah Tuhan.

"Apa pandangan kamu tentang Tuhan secara pribadi?"

Pertanyaan ini mengajak kita untuk mengenal Tuhan lebih lagi. Seperti yang aku tulis sebelumnya. Kenal dan menjadi sayang itu pilihan. Kita yang pilih, untuk kenal dan untuk sayang. Ketika seluruh dunia menceritakan tentang 'siapa Tuhan' tapi pilihan tetap pada kita. Mau mengenal Tuhan sungguh sungguh atau hanya lewat kata orang atau bahkan tidak mau kenal.

Buat hidupku, mengenal Tuhan itu istimewa. Aku melewati banyak hal suka maupun duka. Dan lewat semua itu Tuhan memperkenalkan siapa Dia. Yang aku rasakan, semakin aku mengenal siapa Tuhan semakin aku sayang. Semakin aku memilih untuk sayang.

Tentukan pilihanmu. Selamat memilih!

Sunday, April 9, 2017

Kasih Kekasih


Senja kali ini hanya melihat kita bercerita, tanpa bertanya tanpa menyapa. Dia mengerti bagaimana rindu mencintai pertemuan dan membiarkan aku menikmatimu tanpa melewatkan satu detikpun rasa yang dibangun api dalam darahku. Api cinta.

Kekasih, jangan tahan tahan cintamu. Biarkan nyalanya membakar setiap sakit, kecewa, dan apa yang disebut orang patah itu. Lalu membawanya pergi bersama uap dan hilang entah kemana. Bakarlah aku dengan cintamu, bakarlah. 

Seperti biasa kita duduk berhadapan. Kamu seolah olah tidak rela membiarkan aku melewatkan sedetikpun sinar dimatamu dan seyum manis di bawah hidung mancungmu. Sambil terus bercerita bagaimana satu keajaiban bertemu dengan keajaiban yang lain di hidupmu dalam seminggu ini, setiap enam belas menit jarimu membelai alisku. Aneh. Tapi inipun rasanya seperti disayang. 

"Kapan kita doa bareng lagi? Kayak kangen", katamu sambil membelai alis kananku dengan jempol kirimu. "List doanya masih sama? Sudah ada yang Tuhan jawab blm?", tambahmu lagi. 

Sambil menciptakan senyum paling manis di wajahku, aku hanya berani bilang "Yuk, kapan kak? Malam ini bisa kok". Walaupun hatiku berteriak "Kamu! Kamu jawaban doa(ku)!" Tapi, tertahan dibibirku karena pikiranku terus berkata "Mungkin!". 

Aku tidak tau apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu rasakan, terutama saat kamu bertanya tentang jawaban dari list doaku. Ini bukan tentang jawabannya, bukan. Tapi apa yang menjadi doa (kita).  Aku hanya bisa merasakan ada sayang yang termanivestasi dari pertanyaanmu itu. Semoga kali ini perasaanku tidak salah (lagi). 

Bagaimana jika kamu tau bahwa dia yang ada di list doaku, di doa kita,  adalah duri yang pernah ada di dagingku. Bagaimana jika dia adalah sumber dari kekecewaan? Bagaimana jika dia adalah terdakwa dari patah itu? Karena yang kamu tau bahwa mereka adalah orang orang yang aku kasihi. 

Kali ini sejujurnya aku ingin kita duduk berdampingan. Aku ingin pinjam bahumu, sekali saja. Aku tidak ingin lelah, sungguh. Tapi kekuatanku seperti habis dan tak mampu untuk bertahan, walau hanya untuk memberi semangat pada jiwaku. Apalagi untuk berpura pura kuat.

Jika melihat matamu membuat jantungku lebih bersemangat, aku ingin melihatnya setiap hari. Karena aku butuh kekuatan untuk terus berdoa. Terima kasih sudah bertanya, kekasih. 

Adakah kecewa yang lebih pahit dari kecewa yang datang dari orang yang paling kamu kasihi, yang kamu doakan setiap hari? Adakah patah yang lebih parah? Adakah? Tapi, aku tidak tau cara mengasihi selain memaafkan, aku tidak tau cara mengasihi selain mendoakan. Aku tidak tau cara mengasihi selain berkorban. Yang aku tau, kasih adalah kasih.

Dan kamu, yang saat ini terus menatap mataku. Kamu lebih dari sekedar kekasih. Kamu yang mampu menemukan seyumku saat dia bersembunyi. Kamu yang selalu bisa memberi semangat saat aku letih lesu. Kamu yang selalu mengingatkan aku apa itu kasih. Kamu kebaikan Tuhan. 

"Hey, senja sudah mau pulang", tiba tiba kamu menunjuk langit orange dan memberi kode bahwa 'hari ini cukup'.
"Tapi bolehkah aku menatap mata indahmu lagi besok?", katamu lagi. Mengalihkan pandanganku saat aku masih berharap bahwa langit akan tetap orange.

"Jawaban doa",  bisik hatiku. 

Thursday, April 6, 2017

Saya Adalah Saya

Halo, saya Ester.

Ini blog baru saya. Yang lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang. :p

Walau kata orang 'tak kenal maka tak sayang' tapi bagi saya kenal dan (menjadi) sayang itu pilihan. Jadi, terima kasih sudah memilih untuk membaca tulisan ini. Semoga setelah mengenal saya kemudian menjadi sayang. :)

Saya adalah saya. Itu saja. 

Tanggal lahir saya bercerita tentang iman (faith), bulannya melambangkan otoritas Tuhan sebagai penguasa tertinggi (divine power, divine rule, divine authority, God's number) dan tahunnya menceritakan tentang cinta (love). Sedangkan nama saya sendiri mengandung makna 'bintang fajar'. Hey, bantulah saya menyimpulkan arti arti ini. :D

Saya seperti biru dicampur hijau. Tidak tua dan tidak terlalu muda. Suka melody dan detak jantung. Sering ketiduran dan senang mewarnai kuku. (Sangat) manis tapi malas menyisir rambut. Ini kata saya.

Seseorang menilai saya "cuek", tapi seorang yang lain menilai saya "penuh perhatian". Seorang lagi menyebut saya 'pendiam' tapi yang lain malah bilang 'seru abis'. Ya dan tolong jangan percaya siapapun! (Jika mau) kenali saya dengan caramu sendiri, nilailah saya sebagaimana matamu melihat dan hatimu merasakan, karena pada awalnya daya tarik menarik atau tolak menolak antara kamu dan saya tidak akan sama dan tidak akan pernah bisa jika dibandingkan dengan yang lain. Walaupun pada akhirnya, saya adalah saya dan saya adalah sama pada penilaian semua orang yang benar benar mau mengenal saya.

Saya adalah saya. Itu saja.

Setiap kita dapat berubah kapan saja, menjadi apa saja dan ke arah mana saja. Jadi, jangan tanya siapa saya pada masa lalu atau masa depan. Untuk sekarang, tanya hatimu saja. Tanya matamu atau pikiranmu tapi jangan siapapun.

Murni adalah patokan. Bagi saya, hanya yang sudah murni yang tidak akan berubah. Dan saat ini saya sedang menjalani proses pemurnian itu. Mungkin, setelah lulus proses ini, kamu boleh bertanya, karena jawabannya pasti akan sama. Saya adalah saya dan sama pada penilaian semua orang yang tidak mau mengenal maupun yang mau benar benar mengenal saya. Dan saat itu kamu pasti memilih untuk sayang.

Selamat berkenalan!