Sunday, May 17, 2020

Random Stories : Untung Cuma Dua Minggu

Hai!

Kali ini aku mau cerita tentang apa yang aku alami dua minggu belakangan ini. Hidupku penuh drama. Untung cuma dua minggu.

Drama berawal dari pertemuanku dengan seorang teman lama yang memang aku hindari. Dengan berbagai pertimbangan dan ajakan beliau yang tak henti-henti, akhirnya aku memutuskan untuk menerima tawarannya. "Okeh! Besok kita ketemu ya!"

Aku yang memang selalu datang ke rumahnya, sama seperti dua minggu lalu. Aku yang memang selalu menunggu lama untuk dibukain pintu, sama seperti dua minggu lalu. Entah kenapa, aku menyesal.

Temenku baik. Baik banget. Tetapi ada alasan mengapa aku menghindari pertemuan langsung dengan beliau. Kita memang lebih baik menjaga komunikasi lewat media sosial saja karena pertemuan langsung sering kali membuat aku kecewa.

Setiap orang pasti berubah tetapi tidak setiap orang berubah sesuai ekspektasi kita. Setiap orang harus dikasihi seperti diri kita sendiri yang artinya kita harus mengasihi diri kita agar mampu mengasihi orang lain.

Tapi ingat! Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan.

Aku mau dan berusaha mengasihi temanku sebagaimana dia ada tetapi aku harus menjaga hatiku untuk mampu melakukannya. Kita tidak bisa melarang siapapun untuk melukai kita, tetapi kita bisa membatasi siapa yang boleh melakukannya.

Tidak mau bertemu bukan berarti tidak mengasihi. Bahkan dalam beberapa kondisi justru memampukan kita untuk mengasihi orang lain. Jadi, jangan feeling guilty untuk menolak ajakan orang lain ya. Because you know you so well! Selanjutnya aku akan cerita apa efek dari pertemuan itu.

Setelah pertemuan itu hatiku kacau. Mood anjlok. Aku melow parah. Akibatnya semua masalah yang aku pendam beberapa waktu lalu ngelunjak. Semua minta pengakuan. Aku tertekan dan merasa tidak dikasihi oleh siapapun.

Aku sempat cerita ke salah satu sahabatku yang menurutku dia pun kurang peduli dengan hidupku. Dia cuma bilang, "Take a rest and seek God". Well, aku bahkan merasa sedang berada di titik dimana Tuhan pun tidak peduli dengan hidupku (melow parah).

Sempat membandingkan diri dengan orang lain dan ga mau hidup lagi. "Percuma hidup ga ada yang peduli even orang-orang yang aku peduliin". Ngerasa capek. Ga punya pengharapan. Maunya ketemu Tuhan.

Kita hanya bisa mengasihi sewaktu hidup.

Well, Tuhan memang satu-satunya yang setia dengan hidup kita. Tetapi kalau saat ini aku masih bisa menulis cerita ini seharusnya aku sangat bersyukur karena masih hidup. Dan hanya sewaktu hiduplah aku bisa membalas kesetiaan Tuhan. Hanya sewaktu hiduplah aku bisa mengasihi Tuhan. Bertemu Tuhan memang sesuatu yang indah tetapi bisa mengasihi Tuhan jauh lebih indah, bukan? 🤪 Kenapa mau mati? Haha

Bukan cuma mengasihi Tuhan, mengasihi orang lain pun hanya bisa kita lakukan selama kita hidup. Kalau udah pulang ke surga mau mengasihi siapa lagi? Hehe

Hampir dua minggu bergumul, aku pun pulih. Tapi selama dua minggu itu aku dihajar habis-habisan sama Tuhan. Hancur lebur.

Ada beberapa hal yang aku pelajari dari drama dua minggu itu. Ini dia!

1. Jagalah hati kita dengan segala kewaspadaan

Kita yang tahu hati kita, jadi kita yang harus menjaganya. Menjaganya dari serangan apapun. Dari kecewa, patah hati, cemburu, marah, demam dan lain sebagainya. Jangan andalkan orang lain untuk menjaga hati kita. Orang lain bisa mengerti hati kita dan menjaga perasaan kita adalah bonus. Tetapi ketika kita mulai mengandalkan orang lain disitulah awal kekecewaan kita. Memang kasih itu menutupi segala sesuatu tetapi ada kecewa yang bisa kita minimalisir.

2. Kasihi dirimu terlebih dahulu supaya kamu mampu mengasihi orang lain seperti dirimu sendiri

Mengasihi diri sendiri salah satunya adalah menjaga hati kita. Contoh lain misalnya memaafkan diri sendiri ketika gagal atau melakukan kesalahan.

Tidak ada manusia yang sempurna dan semua orang ingin diterima sebagaimana dia ada. Kasih yang sejati membebaskan orang lain untuk menerima atau menolak kasih yang kita berikan, menghargai atau menyepelekan kasih kita, membalas dengan kasih atau bahkan menyakiti kita.

Tetapi balik lagi, jika kita sudah mengasihindiri kita terlebih dahulu, kita tidak akan menuntut orang lain untuk mengasihi kita. Dan yang terpenting jangan lepas dari sumber kasih itu sendiri, yaitu Tuhan.

3. Tuhan itu baik

Apapun yang terjadi di hidupku, Tuhan tetap baik. Karena aku percaya Dia melakukan apa yang dipandangnya baik atas hidupku. Walau melewatinya penuh air mata tetapi selalu untuk mendatangkan kebaikan atas hidupku.

Karena Tuhan yang tahu apa yang terbaik buat hidup kita, mari serahkan semuanya sama Tuhan. Mari libatkan Tuhan dalam setiap aspek hidup kita. Mari tanya Tuhan apa yang harus kita kerjakan setiap hari, apa yang harus kita lakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah kita. Karena Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.

4. Fokus sama Tuhan dan terus berjaga-jaga

Punya mimpi boleh. Berambisi boleh. Kejar karir boleh. Tapi yuk tetap fokus sama Tuhan. Jangan memberhalakan apapun di hidup kita termasuk persahabatan, pekerjaan, keluarga, dan lain sebagainya.

Terus berjaga-jaga. Hari-hari yang kita lewati mungkin ga mudah tapi jangan biarkan itu mengambil fokus kita dan membuat jauh dari Tuhan. Mungkin ga melakukan kejahatan sih tapi jadi ga berjaga-jaga aja. Tetap ga boleh ya! 😊

5. Kasih

Kasih itu sabar. Kasih itu murah hati. Kasih itu memaafkan. Kasih itu memulihkan. Kasih itu menerima. Kasih itu menutupi kesalahan. Kasih itu menegur. Kasih itu setia. Kasih itu lemah lembut. Kasih itu membuat kita hidup.

Semoga menjadi berkat ya!

Oiya, kalau capek istirahat ya teman-teman. Tuhan aja istirahat, yamasa kita engga? Semangat!

No comments:

Post a Comment