Tuesday, September 26, 2017

Ahava

Beberapa waktu lalu, aku mengirim pesan di whatsapp kepada salah satu saudariku.

"Nanti kalau ketemu Yesus, kakak mau peluk Dia eraaaat banget. Sampai lama. Kalau bisa, ga mau dilepas lagi"

Rindu yang sebenarnya tidak bisa ku tahan lagi, sekarang mendidih disini. Di darahku.

Aku tau, jika menulis ini. Beberapa diantara pembaca akan menganggapku aneh. Tapi, bukankah setiap orang yang jatuh cinta memang terlihat aneh? Aneh dengan caranya sendiri sendiri.

Aku sungguh ingin menulis ini. Uap uap dari rinduku yang mendidih. Sebagai bukti bahwa saat ini aku bergelora.

Hatiku terus bertanya, "Tuhan sayang, kapan kita ketemu?" Dan aku tidak pernah mendengar jawaban apa apa. Tapi hatiku seperti tau harus berbuat apa, bersabar dan berpengharapan penuh. Walaupun kepalaku terus menyajikan logika logikanya. 

Aku bukan orang yang punya karunia audio visual, penglihatan atau indra ke 6. Aku mengasihi Tuhan dengan iman.

Aku ingin melihat betapa mulianya Dia. Memegang tangannya, menghitung jari jariNya. Menatap mataNya. Membelai senyumNya. Merasakan detak jantungNya. Menyatu tanpa jarak dan cela.

Ada kekhawatiran dibenakku, jangan jangan aku tak kuat menjaga hatiku, menjaga hidupku. Dagingku lemah. Karena Dia sungguh amat kudus dan untuk memelukNya, akupun harus kudus.

Aku tidak tau cara lain untuk menunggu selain berjuang dan berharap sekali lagi. Mungkin, ini yang disebut 'sangkal diri dan pikul salib'. Menyenangkan hati kekasih. Supaya ketika saat itu tiba, aku memperoleh senyum yang termanis dan mahkota kehidupan maha indah.

No comments:

Post a Comment