I love to called you "mother", Ma. I really thank God to have you as my mother.
Aku sungguh ingin menulis ini : Aku sangat diberkati karena Mama. I am a proud daughter!
Mungkin mama tidak akan pernah baca tulisan ini karena beliau tidak punya sosial media, tetapi biarlah ini menjadi bukti dari apa yang selalu ingin aku bilang tetapi tidak mampu diucapkan, dan dunia menjadi saksinya.
Mama adalah wanita yang lembut. Hatinya besar banget. Sabar luar biasa. Bukan karena dia mamaku tapi karena aku (mau tidak mau) mengenalnya. Dia selalu mengalah, bukan hanya kepada kami anak anaknya tetapi kepada yang lain juga. Kepada saudaranya, paman dan bibiku. Kepada orang tuanya, teman pelayanan, tetangga, bahkan orang yang baru dikenal.
Dia tidak memiliki banyak uang, sehingga sering diremehkan. Dijadikan kambing hitam, tersangka dari masalah masalah. Tetapi mama tetap sabar dan menurutnya itu bukan persoalan.
Dia sering meminta maaf atas kesalahan yang tidak dia perbuat. Atas kesalahan yang dibebankan kepadanya berdasarkan ukuran manusia.
Jika aku pernah bilang "Mama ngeselin", itu bohong. Jika aku pernah bilang "Mama bawel", itu khilaf. Jika aku pernah bilang "Mama ga ngerti aku", itu salah. Aku yang belum mengerti siapa mama saat itu. Aku yang nakal, aku susah diatur, keras. Aku yang salah.
Dia sering meminta maaf atas kesalahan yang tidak dia perbuat. Atas kesalahan yang dibebankan kepadanya berdasarkan ukuran manusia.
Jika aku pernah bilang "Mama ngeselin", itu bohong. Jika aku pernah bilang "Mama bawel", itu khilaf. Jika aku pernah bilang "Mama ga ngerti aku", itu salah. Aku yang belum mengerti siapa mama saat itu. Aku yang nakal, aku susah diatur, keras. Aku yang salah.
Pilihannya untuk menjadi penolong buat papaku adalah keputusan yang "tidak bisa ku tulis dengan kata kata". Dia menerima banyak sekali ujian dari itu. Mama mampu melewatinya dan masih melewatinya. Dia sungguh penolong yang setia.
Mama tidak pernah mengajari aku memasak, dia memasak untukku. Mama tidak mengajarku matematika atau bahasa inggris, tapi dia menemaniku belajar (setiap hari) sampai aku lulus SMA. Mama tidak mengajariku berdoa tapi aku selalu melihatnya berdoa. Mama tidak mengajariku berdandan, Mama bilang "cantik itu dari hati".
Begitu banyak judgment yang dilempar kepada Mama. Akupun mengerti bahwa dunia sejahat ini. Tapi dari mamaku, aku belajar bahwa kasih benar benar mengalahkan segalanya.
Aku belum pernah menjadi ibu tetapi dari mama, aku yakin bahwa menjadi ibu tidaklah gampang. Ibu yang sungguh sungguh ibu adalah mulia. Ya!
Tuhan, aku cuma minta berilah kekuatan buat mamaku supaya dia mampu melewati semuanya dengan setia. Menjadi pemenang. Biarlah keindahanMu menjadi bagian kami. Jangan lihat dari apa yang mampu dia beri untukMu tapi lihatlah ketaatannya.
Biarlah setiap air matamu diperhitungkan sebagai mutiara yang indah yang menjadi bagianmu di surga nanti, Ma.
Jesus love you, so do I. 💖
No comments:
Post a Comment