"Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini : Pindah dari tempat ini ke sana, - maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu." -Mat 17:20b-
Kita pasti sudah sering mendengar firman tentang iman sebesar biji sesawi ini. Tapi, apakah kita sudah pernah mengalami firman ini? Iman kita memindahkan gunung. Hmmm atau memungkinkan hal - hal yang tidak mungkin?
Apakah kalian pernah berpikir bahwa iman itu bisa berbuah?
Dalam suatu percakapan dan tanpa disengaja aku menceritakan tentang salah satu imanku. Iman yang belum memindahkan gunung. Iman yang belum menjadi kenyataan. Tapi aku mau bilang bahwa imanku berbuah. Bagaimana bisa? Karena (mungkin) terlalu besarnya iman ini dihatiku, bisa dibilang dia tumbuh semakin hari semakin besar, saat aku menceritakannya, teman - temanku terkesima dan mereka merasa diberkati lalu menjadi bersemangat agar memiliki iman yang sama untuk hal - hal yang mereka rindukan. Bahkan dalam percakapan - percakapan selanjutnya kita membahas "apakah semangatnya masih sama?" untuk menanti kerinduan - kerinduan itu.
Iman yang awalnya kecil bisa tumbuh menjadi iman yang besar yang memberi semangat yang membuat kita berapi - api. Kemudian berbuah dan menghasilkan benih - benih iman baru. Benih ini bisa menjadi besar lagi tergantung pemiliknya. Ketika dia tumbuh menjadi besar, dia akan berbuah lagi dan menghasilkan benih - benih iman baru. Waw!
Aku sempat berpikir juga "Apakah ini dapat dikatakan buah iman? Padahal dia belum menjadi kenyataan.
Iman yang menjadi kenyataan disebut jawaban. Haha!
"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat" -Ibrani 11:1-
Iman itu dasar. Pondasi. Ketika iman itu dibagi dan menjadi dasar dihidup orang lain, dasar untuk mereka berharap juga, berharap kepada Tuhan bahwa Tuhan mampu melakukan mujizat, bahwa Tuhan mampu mewujudkan setiap kerinduan mereka. Iman itu berbuah dong? Ya! Itu buah.
Pernah apa yang aku imani menjadi kenyataan. Tapi menurutku itu bukan buah dari iman. Itu adalah jawaban doa. Buah iman itu ketika aku menceritakan bagaimana aku bertahan dengan imanku sampai iman itu menjadi kenyataan dan cerita itu ditangkap oleh orang lain sebagai berkat (benih iman) yang menumbuhkan semangat dan harapan barunya.
Well, iman itu dikatakan berbuah jika menghasilkan benih - benih iman baru bagi orang lain, terlepas dari iman itu sudah memindahkan gunung atau belum.
Bagaimana iman bisa menjadi benih? Dia harus tumbuh dulu, menjadi besar dan membuat kita bersemangat, berapi - api dan bersaksi.
Semangat!