Sunday, August 14, 2022

Tuhan Sabar. Tuhan Baik. Tuhan Setia

Hari ini aku merasa bersalah banget karena terlalu sering membatalkan janji untuk ngobrol sama Tuhan dan ga pernah merasa bersalah.

Thank you to B who triggered me to feel this kind of feeling.

Tiga hari lalu aku cancel ketemu B dan aku ngerasa bersalah banget. Aku bukan cuma minta maaf ke dia tapi juga minta maaf ke Tuhan. Trus Roh Kudus ingetin aku betapa seringnya aku batalin janji ketemu sama Tuhan (waktu-waktu pribadi dengan Tuhan) padahal Tuhan pasti lebih pengen ketemu aku dibanding B. 

Maafin aku Tuhan. Terima kasih udah setia dan sabar mengasihi aku.

Thank you Holy Spirit!

Saturday, August 13, 2022

"Don't be afraid to fail, be afraid not to try!"

Hai,

Semoga kalian dalam keadaan baik ya!


Menyambut hari ini, aku mau cerita apa yang sekarang sedang aku alami, "menyesal". Aku yakin kalian pernah mengalami hal yang sama. Pertanyaannya kenapa kita masih saja mengulang yang namanya penyesalan?

Kita tau rasanya gaenak. Sesak. Mau nangis. Mau marah. Sedih. Benci sama diri sendiri. Semuanya campur aduk. Tapi kenapa penyesalan masih saja terjadi?

Gimana caranya supaya "ini" ga kejadian lagi? Ga tau. Aku sama sekali ga tau.

Aku bertanya ke diriku sendiri, berkali-kali dan aku ga nemu jawabannya. Karena saat penyesalan itu datang "Ah, kenapa sih???" dan ya, kejadian lagi.


Musuh terbesarku adalah diriku sendiri. I have to kill my self to be a winner.


Dan itulah hal yang paling sulit untuk dilakukan. Mengalahkan diri sendiri.


Oke. Aku mau cerita hal apa yang sedang aku sesali.

Aku kagum sama salah satu temenku dan aku selalu grogi even saat lagi mikirin dia. Aku menghindari ketemu langsung sampai akhirnya kesempatan untuk ketemu itu hilang. Sekarang aku ga tau harus gimana.


Buat temen-temen yang punya kesempatan, jangan disia-siakan ya. Apapun itu. Karena gagal itu biasa.

"Don't be afraid to fail, be afraid not to try!"

Semangat!

Friday, February 25, 2022

Are You Happy With Your Life?

Hai semua!

Apa kabar? Lama ya ga ngobrol. Semoga kalian dalam keadaan sehat dan sejahtera.

Kali ini aku mau ajak teman-teman untuk ngobrol soal "kebahagiaan". Kita mulai dengan pertanyaan "Apakah kamu bahagia dengan hidupmu?" lalu "Kenapa?"

Terima kasih untuk yang sudah menjawab walaupun dalam hati.

Teman-teman, apakah kita sungguh bisa mengukur nilai bahagia? Atau dia sesuatu yang relatif, dalam arti tidak ada ukuran yang jelas, misal tergantung siapa subjek dan objeknya.

Dua hari lalu aku ngobrol dengan teman depan kamarku. Dia bilang begini "Aku akan bahagia jika aku menikah dan punya anak. Gausah kerja lagi, fokus urus anak dan suami aja". Sementara, seminggu lalu aku bersusah hati karena ada yang ajak nikah tapi aku ga boleh kerja lagi, dirumah aja ngurus suami dan rumah tangga. Sementara aku mau tetap bekerja dan berkarir. Haha.. Apakah mereka jodoh?

Dalam renungku pun aku tidak yakin bahwa orang yang menikah lebih bahagia dibandingkan dengan yang belum. Tanggung jawab lebih besar sudah pasti. Harus bisa bagi waktu, bagi uang, bagi hidup. Hehe.. Tapi tetap banyak orang yang menilai orang yang belum menikah itu belum bahagia atau kurang bahagia.

Sahabatku cerita dia belum bahagia karena belum bisa bawa orang tuanya ke luar negeri. Lalu aku bertanya, "Kenapa harus ke luar negeri?"

Kita suka mematok nilai bahagia. "Aku akan bahagia kalau..." Tapi setelah kita mencapai titik itu apakah kita benar-benar bahagia? Atau malah menambah titik-titik lain yang harus kita capai?

Aku punya anak didik di Buleleng. Mereka hidup sederhana. Orang tua mereka bekerja sebagai pemungut sampah. Kadang mencari keong untuk dijual ke pasar. Aku belum pernah bertanya sih, tapi yang aku lihat mereka bahagia.

Jadi bahagia itu sebenarnya apa? Dan bagaimana caranya bahagia?

Kalau aku bilang bersyukur, teman-teman setuju? Bahagia itu bukan soal kita mendapatkan atau mencapai sesuatu tapi lebih ke bagaimana kita merespon keadaan kita saat ini, terlepas dari kita mendapatkan apa yang kita mau atau tidak.

"Sudah belajar tapi tetap ga juara kelas" Tapi kamu pasti semakin pintar kan? Trus kenapa ga bahagia?

"Sudah lembur tiap malam tapi gaji ga naik juga" Tapi skill kamu nambah kan? Resilience kan? Gaji sekarang cukup kan? Duh, susah nih kalau ngomongin gaji ga naik. Haha.. emang bikin sakit hati.

Banyak banget alasan untuk kita ga bahagia, belum bahagia, kurang bahagia. Tetapi pasti selalu ada hal yang bisa kita syukuri, yang bisa jadi alasan untuk bahagia.

Teman-teman, yuk kita bahagia bareng-bareng. Jangan lagi mematok nilai kebahagiaan. Bahagia itu dari diri sendiri. Bukan dari orang lain atau sesuatu yang diluar kendali kita. Bahagia itu kita yang tentukan.

Selamat berbahagia!