Hidup kali ini membawa aku kepada halamannya yang ditumbuhi tanda tanya tentang kehilangan.
Apa itu kehilangan? Benarkah kita pasti akan kehilangan? Kapan kita benar benar kehilangan? Kenapa ada kehilangan?
Awalnya aku berpikir bahwa kehilangan bukan saat tubuhnya pergi namun saat hatinya meninggalkanmu. Bukan saat jantungnya berhenti namun saat dia hidup tapi sudah bukan untukmu. Bukan saat matanya tertutup selamanya namun saat dia melihat tapi bukan kepada bola matamu.
Ya! Entah siapa, entah apa, tapi yang pasti 'kapan' akan berubah menjadi arti dari kehilangan itu sendiri.
Ya! Entah siapa, entah apa, tapi yang pasti 'kapan' akan berubah menjadi arti dari kehilangan itu sendiri.
Waktu selalu bisa menjelaskan kapan kamu benar benar sudah kehilangan. Waktu juga yang bisa menemanimu pulih dari setiap kehilangan itu. Jangan biarkan dia bermain terlalu lama. Waktu lebih layak untuk rasa yang lain : 'memiliki'.
Aku sempat takut pada kehilangan. Tidak mau bertemu bahkan mengunci mulut dan telingaku untuk kata itu. Tapi apa dayaku, dia bukan hanya menghampiri tapi mengajak aku belajar. Belajar tentang sesuatu yang tidak aku ingini tapi (mungkin) yang aku butuhkan. Ya begitulah hidup.
Kali ini aku mengerti satu sisi dari kehilangan. Sisi lain yang sangat berbeda. Bahwa kehilangan hanyalah kata yang diciptakan kepalaku. Dia tidak pernah ada. Karena sesungguhnya aku tidak pernah memiliki apapun selain Dia yang memiliki aku. Dari mana datang kehilangan? Kehilangan datang dari rasa memiliki. Rasa memiliki pada sesuatu yang sebenarnya bukan milikmu, bukan untukmu. Karena apa yang benar benar adalah milikmu akan tetap menjadi milikmu. Kehilangan tidak pernah ada.
Di tengah halaman ini aku sempat terdiam saat bertemu dengan pertanyaan, "Apa yang menjadi milikmu di dunia ini?" Seketika pikiranku membisu. Kemudian hatiku berbisik "tidak ada".
Di tengah halaman ini aku sempat terdiam saat bertemu dengan pertanyaan, "Apa yang menjadi milikmu di dunia ini?" Seketika pikiranku membisu. Kemudian hatiku berbisik "tidak ada".
Lalu, apa yang benar untuk dilakukan? Mencintai seperti aku pasti akan kehilangan atau mencintai seperti aku tidak pernah memiliki?